About the Journal

Nama VEDAJYOTIḤ digunakan dalam jurnal ini karena kata tersebut mengandung makna filosofis yang sangat esensial terkait dengan ilmu pengetahuan. Secara etimologi VEDAJYOTIḤ berasal dari dua kata, yaitu veda berarti ‘pengetahuan’ dan kata jyoti, jyotir,atau jyotiḥ berarti ‘sinar’ atau ‘cahaya. Sehingga secara keseluruhan kata VEDAJYOTIḤ berarti ‘Cahaya Pengetahuan” (the Light of Knowledge). Makna kata VEDAJYOTIḤ sangat sesuai dengan hakikat manusia sebagai mahluk rohani atau mahluk religius. Sebagai mahluk religius masing-masing manusia memiliki potensi cahaya spiritual yang intensitasnya sangat tergantung pada kualitas dan kapasitas pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang.


Veda Smrti atau Manava Dharmasastra V.109 menyatakan bahwa Tubuh (fisik) dibersihkan dengan air, pikiran disucikan dengan kebenaran, jiwa manusia disucikan dengan pelajaran suci dan tapa brata, kecerdasan disucikan dengan pengetahuan yang benar’. Kalimat ini secara implisit mengisyaratkan bahwa manusi secara garis besar terdiri dari dua macam tubuh, yaitu tubuh halus dan tubuh kasar. Kedua macam tubuh itu membutuhkan dua makanan yang berbeda, badan kasar membutuhkan makanan dan minuman fisik, seperti nasi, sayur, roti, air, teh, susu dsb. Tetapi, tubuh halus tidak membutuhkan semua makanan dan minuman fisik itu, tubuh halus membutuhkan makanan dan minuman rohani atau spiritual dalam bentuk pengalaman spiritual, yaitu kehadiran Tuhan baik di luar maupun di dalam diri. Kedua macam pengetahuan yang dibutuhkan oleh manusia tersebut dalam Veda disebut sebagai pengetahuan Paravidya (Pengetahuan Spiritual) dan Aparavidya (Pengetahuan Duniawi, Sains). Agar manusia hidup bahagia baik secara lahir maupun batin, maka manusia harus mengupayakan dua macam pengetahuan itu secara seimbang.


Veda mengajarkan agar setiap orang semasih hidupnya berupaya untuk mempelajari pengetahuan terpenting, yaitu Atmavidya atau Brahmavidya yang terkait dengan pengetahuan Paravidya (Spiritual atau Pengetahuan Keabadian) sebagai kekayaan yang akan dibawa dari satu kelahiran kepada kelahiran berikutnya hingga mencapai moksha.Mempelajari Atmavidya atau Brahmavidya bukan berarti tidak perlu belajar ilmu duniawi (Jagatvidya atau Virajvidya), kedua pengetahuan rohani dan duniawi dibutuhkan oleh manusia yang hidup di dunia. Namun demikian, hanya manusia yang memahami hakikat cahaya pengetahuan Atmavidya atau Brahmavidya itu yang akan hidup tenang dan bahagia di dunia material maupun setelah kematiannya (mokshartham jagadhita ya ca iti dharma).


Sebagaimana telah disinggung sedikit di atas, bahwa manusia seharusnya memiliki pengetahuan yang holistic sebagai kebutuhan material dan spiritual. Perintah Veda ini secara eksplisit tercantum dalam pustaka Mundaka Upanisad I.1.4 yang menyatakan bahwa ada dua macam pengetahuan yaitu Paravidya berkaitan dengan kehidupan Spiritual dan Aparavidya Veda Jyotih JURNAL AGAMA DAN SAINS berkaitan dengan Sains dan teknologi demi kehidupan di dunia. Veda menyatakan bahwa kedua pengetahuan itu (Paravidya dan Aparavidya) tidak boleh diabaikan, karena keduanya merupakan satu kesatuan ilmu pengetahuan. Inilah paradigma Ilmu Pengetahuan Hindu yang disebut Paradigma Paravidya-Aparavidya atau Para-Aparavidya. Kedua pengetahuan itu mutlak harus dicari dan dikuasai oleh setiap manusia yang berharap dapat mewujudkan tujuan hidupnya. Sebagai upaya untuk menyediakan fasilitas bagi para dosen Hindu membagi pengalaman riset dalam bidang ilmu Paravidya dan Aparavidya tersebut, maka Perkumpulan Dosen Hindu Indonesia (DHI) bekerja sama dengan Penerbit Berilian Internasional menerbitkan Jurnal yang diberinama Jurnal VEDAJYOTIḤ.


VEDAJYOTIḤ adalah jurnal yang menampung karya-karya ilmiah hasil pemikiran kritis atau hasil penelitian pada dua skup wilayah pengetahuan, yaitu, wilayah Agama dan Sains. Skup kajian Agama antara lain meliputi: Sejarah Agama, Teologi Agama, Filsafat Agama, Pendidikan Agama, Sosiologi Agama, Kepemimpinan Agama, Organisasi Keagamaan, Phenomena Keagamaan, dsb. Sedangkan skup Sain, antara lain meliputi: Sejarah Sains dalam Agama, Sains Lingkungan, Sain Bangunan Perumahan (Sthapatyaveda), Sains Bangunan Suci Tempat Pembahyang (Vastuvidya), Subak (Sains Pertanian), Ayurveda (kedokteran Veda), Sains Biologi Veda, Sains Anatomi Veda, Naksatravidya (Astronomi Veda), Jyotisa (Astrologi Veda), Sarpavidya (Taxology) Ganitavidya (Matematika Veda), Bhutavidya (Kimia Veda), Fisika Veda, Sain Vimana Vidya atau Puspaka (Aerodinamika Veda), Nidhividya (Ilmu Eknonomi Veda) Bio-kimia Veda, Bio-fisika Veda, Dhanurveda atau Ksatriyavidya (Ilmu Kemiliteran dan Sain Pertahanan Negara), dst.


Berdasarkan pemaparan tentang roh dari jurnal VEDAJYOTIḤ diharapkan akan terjadi proses dialog harmonis saling mencerahkan antara para sarjana penganut paham positivistic logis dan para sarjana penganut paham holistic. Dialog harmonis antara positivistic logis dan holistic semoga harapan dapat merealisasikan keyakinan seorang ilmuwan Barat, yaitu Gustaf Stromberg (1968) seorang ahli Astronomi Mount Wilson dalam bukunya berjudul Man, Mind and Universe yang menyatakan bahwa: “Akan tiba saatnya di mana ilmu pengetahuan mencapai kemajuan yang luar biasa, bukan karena peralatan yang lebih baik untuk menemukan dan mengukur sesuatu, namun karena beberapa orang dapat menguasai tenaga spiritual yang besar, yang saat ini jarang digunakan. Dalam beberapa abad mendatang, seni penyembuhan spiritual akan semakin berkembang dan akan digunakan secara universal”.


Melalui komunikasi silang antara riset-riset dalam bidang Agama dan riset-riset dalam bidang Sains akan membuat para sarjana memiliki cahaya pengetahuan yang dapat menerangi dirinya sendiri dan juga menerangi orang lain, sebagaimana pustaka Manava Dharmasastra XI.247: “Laksana api yang membakar kayu-kayuan dengan nyalanya yang cemerlang di tempatnya, demikianlah umpamanya orang yang memahami Veda (yang meliputi Paravidya dan Aparavidya) memusnahkan semua dosa-dosanya dengan api pengetahuannya”.


Untuk vibrasi suci dan motivasi agar spirit VEDAJYOTIḤ dapat terealisasi, maka design cover jurnal juga menggunakan pendekatan holistic paradigma Paravidya-Aparavidya, yaitu pada bagian cover depan terdapat hurup Omkara mewakili (Paravidya atau Spritualitas), sedangkan pada bagian belakang terdapat gambar pesawat UFO yang sepadan canggihnya dengan pesawat Vimana atau Puspaka dalam Veda yang didesign oleh Maharsi Bharadvaja. Selain pada cover juga menggunakan tiga warna teologis sebagai symbol Tri Murti, yaitu warna merah symbol Dewa Brahma, warna hitam symbol Dewa Vishnu, dan warna putih symbol Dewa Siva. Serta buku adalah symbol Veda dan pena (polpen) symbol intelektual.